Selaindigunakan untuk mengendalikan hama ulat, brotowali juga digunakan untuk mengendalikan hama lain yang menyerang tanaman kedelai seperti Penggerek Polong (Etiella zinckenella Treit), Kepik Polong (Riptortus linearis), Ulat Jengkal (Chrysodeixis chalcites), Kutu daun (Aphis glycines Matsumura), dan Wereng Hijau Kedelai (Empoasca sp) dan Parents sudah mencoba berbagai cara mengusir serangga namun tidak berdampak banyak? Selain membuat rumah tampak kotor, keberadaan serangga diketahui bisa membahayakan lho. Bukan tanpa alasan, beberapa serangga ternyata bisa menjadi vektor atau menjadi perantara penyakit. Kecoa dan kutu kasur misalnya, bisa berbahaya karena mengandung parasit dalam tubuhnya. Di sisi lain, Parents mungkin bingung bila hendak menggunakan insektisida. Kandungan dalam pembasmi serangga tersebut masih dianggap cukup berbahaya bagi kesehatan, khususnya bagi anak-anak. Kalau sampai terpapar atau tertelan si kecil misalnya, tentu bisa membuatnya keracunan. Namun jangan khawatir Parents, karena rupanya ada berbagai bahan alami yang bisa digunakan untuk mengusir serangga-serangga yang mengganggu ini. Apa saja ya? cara mengusir serangga serangga yang efektif di rumah dengan berbagai bahan alami 1. Kecoa Saat sedang berkumpul bersama keluarga, sedang makan misalnya, apakah yang Parents rasakan saat tiba-tiba ada kecil berlalu lalang di lantai rumah? Tentu terlihat menjijikkan, ya. Kecoa memiliki habitat di tempat yang kotor, dalam tubuhnya pun terdapat cacing parasit yang bisa membahayakan. Untuk mengatasinya, Bunda bisa menggunakan bawang putih dan baking soda. Caranya mudah, kok. Iris bawang putih lalu campurkan dengan baking soda, lalu taburkan di sekitar area yang sering terdapat kecoa. 2. Semut Walau tidak membahayakan kesehatan, keberadaan sekumpulan semut bisa sangat mengganggu khususnya bila terdapat pada makanan. Tak jarang beberapa jenis semut juga bisa menggigit si kecil hingga kulitnya bentol, kemerahan, bahkan perih. Nah mengatasi serangga ini mudah kok, Parents. Selain dengan menutup makanan dengan rapat, kita juga bisa mencoba menggunakan bahan alami untuk mengusirnya. Ternyata semut tidak menyukai bubuk kayu manis. Oleh karena itu taburkan bubuk tersebut di sekitar area yang tidak dikehendaki ada semut. Untuk hasil maksimal, Bunda bisa menambahkan essential oil. Selain bebas semut, dapur dan ruangan di rumah bisa jadi harum lho, Parents. Artikel Terkait Wajib Ditiru! 9 Tips Jitu Menjadikan Rumah Aman bagi Si Kecil 3. Kutu Berbagai jenis esensial oil bisa digunakan untuk mengusir serangga-serangga yang mengganggu di rumah Merasa gatal-gatal,ruam, bentol yang tak biasa saat duduk di kasur atau sofa? Hati-hati terhadap keberadaan kutu kasur ya Parents. Serangga satu ini bisa terdapat di berbagai sudut rumah, mulai dari baju, kasur, hingga sofa. Serangga satu ini bisa menghisap darah dan membuat timbulnya ruam, bahkan alergi yang parah bagi sebagian orang. Terutama bagi bayi, keberadaan kutu kasur ini tentu bisa membuat istirahat menjadi tidak nyaman. Oleh karena itu cobalah gunakan berbagai esensial oil dan alkohol untuk membuat obat semprot alami. Parents bisa mencampurkan beberapa tetes essential oil lemon, lavender, dan sereh dengan alkohol, lalu masukkan ke dalam botol semprot. Bila tak memiliki minyak esensial, kita juga bisa mencoba campuran lainnya. Campurkan beberapa tetes kayu putih dan deterjen ke dalam air. Semprotkan di berbagai benda yang dicurigai menjadi habitat hewan ini. Bunda juga bisa menambahkan minyak kayu putih saat hendak mencuci benda yang terkontaminasi serangga ini. 4. Lalat Risih melihat lalat hinggap dan berlalu lalang di atas makanan di dapur? Tenang, Bunda tidak sendirian kok. Lalat dianggap sebagai serangga yang kotor karena memang hidup di habitat yang kotor seperti hinggap di tempat sampah. Tentunya makanan yang dihinggapi lalat ini bisa sedikit atau banyak terkontaminasi bakteri. Mengusirnya jauh dari rumah menjadi upaya penting untuk menghindarkan anggota keluarga dari penyakit. Nah Parents, cobalah membuat perangkap lalat yang alami dari gula, toples, dan corong. Lelehkan gula atau masukkan cairan ke dalam toples yang berisi gula. Lalat akan tertarik dengan aroma manis dari gula, lalu akan masuk melalui corong. Biarkan lalat terperangkap dan bisa Bunda bersihkan setelah seharian. 5. Laba-laba Minyak kayu putih bisa Bunda gunakan untuk mengusir laba-laba dari rumah Walau tidak semua spesies laba-laba berbahaya, namun seringkali serangga satu ini membuat takut anggota keluarga, terutama anak-anak. Untuk mengusir laba-laba, Parents bisa menggunakan metode yang sama dengan mengusir kutu. Minyak kayu putih bisa digantikan dengan minyak lavender yang sangat tak disenangi laba-laba. Nah, Parents tertarik untuk menggunakan berbagai metode alami di atas? Referensi Baca Juga Bocah 4 tahun ini hampir tuli akibat kutu masuk ke telinganya Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Ruangatau areal itu digunakan untuk kendaraan dan orang yang tidak diizinkan masuk ke kawasan peternakan tersebut. Program sanitasi sangat penting dilakukan di kandang bagian dalam dan sekitarnya. Beberapa program sanitasi yang harus dilaksanakan di kandang bagian dalam dan sekitarnya sebagai berikut. Melakukan penyemprotan disinfektan di

Apakah kamu sedang mencari cara membasti kutu pakan ternak? Bila iya, maka kamu telah membaca artikel yang tepat. Berikut ini saya akan sharing tentang bagaimana membasmi kutu pakan ternak merupakan bahan yang berasal dari tanaman maupun hewan yang bisa dimakan, dicerna, dan digunakan untuk hewan ternak, baik berupa bahan olahan maupun yang belum diolah. Semua bahan pakan ternak yang diolah biasanya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu cair dan kering. Untuk pakan ternak bahan kering, biasanya ada dua tipe bahan yang bisa dipilih, yaitu organik dan anorganik. Bahan organik, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan, bahan anorganik berupa Pakan Ternak yang Sangat MenggangguSalah satu momok yang paling mengganggu sebagian besar pengusaha peternakan adalah serangan kutu penyimpanan pakan ternak. Kemunculan hama atau kutu pakan ternak ini memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kerusakan pakan ternak, baik dalam bentuk kerusakan fisik maupun kandungan zatnya. Sehingga, semua ini dapat menurunkan kualitas pakan ternak yang seringkali distok oleh para Munculnya Kutu Pakan TernakKetika pakan ternak disimpan asal-asalan dan tidak mementingkan cara penyimpanan dengan baik, maka bukan tidak mungkin serangga dan kutu-kutu ini mengambil dan memakan zat makanan dari biji-bijian atau bahan baku pakan ternak lainnya yang menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung bahan. Serangga dan kutu-kutu yang muncul ini juga dapat memindahkan spora jamur ke pakan ternak yang bisa merusak kualitas pakan. Kontaminasi jamur atau kapang ini juga bisa menghasilkan mikotoksin yang sangat berbahaya jika dikonsumsi hewan ternak, pun Kutu Pakan Ternak yang MenggangguIstilah kutu atau kumbang yang kerap disebut kutu frenky atau kutu frangky ini biasa diberikan pada serangga kecil dari ordo Coleptera dengan nama ilmiah Alphitobius diaperinus. Kutu pakan ternak ini merupakan salah satu hama yang sering ditemukan di peternakan unggas khususnya ayam, lebih tepatnya di gudang pakan ayam atau pakan ternak dalam jumlah banyak. Kutu ini dapat memakan beras, tepung, maupun kedelai yang telah berjamur dan lembap di area peternakan ayam dan sangat mengganggu habitat ayam itu Hidup Kutu Pakan TernakLayaknya serangga pada umumnya, kumbang hitam dark beetle atau kutu frenky kutu frengki ini memiliki siklus hidup dari telur, larva, pupa menjadi serangga Telur Kutu frengki berkembang biak dengan cara bertelur. Kutu ini bertelur pada gudang pakan ayam atau pakan ternak dan juga di alas atau kolong kandang. Karena ukuran serangga ini kecil, ukuran telurnya pun kecil yaitu hanya sekitar 1,5 mm yang berwarna krem putih. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan di tempat yang tersembunyi seperti retakan atau pecahan. Dari stadium telur sampai menetas menjadi larva, diperlukan waktu yang tidak lama yaitu 3 – 6 LarvaSetelah telur pecah, larva kutu frengky akan berpindah tempat. Fase ini yang paling merusak karena larva kutu frengky tersebut dapat menembus kayu kandang, panel, plastik kabel, bahkan dapat pindah ke bangunan lain yang ada di sekitarnya. Larva kumbang satu ini berwarna kuning sampai coklat dengan tubuh yang memiliki banyak ruas dan tiga pasang kaki. 3. PupaSerangga berjenis kutu ini juga menjalani stadia larva selama kurang lebih 7 – 40 hari sebelum berubah menjadi stadia pupa. Pupa akan mengubah larva menjadi serangga dewasa dalam waktu singkat berkisar 3 – 10 hari. 4. Serangga dewasaKutu frengki dewasa memiliki masa hidup yang cukup lama, yaitu antara 3 sampai 12 bulan, tergantung dari lingkungan tempat hidupnya terutama suhu. Faktor suhu yang tinggi membuat perkembangan stadia kutu frengki menjadi semakin singkat. Populasi atau jumlah kutu ini biasanya tidak akan terlihat banyak sampai kotoran hewan atau manure menumpuk setidaknya 20 – 24 yang Ditimbulkan dari Kutu Pakan TernakSelain merugikan karena dapat menurunkan kualitas pakan ternak dan juga merusak kandang ternak, keberadaan kutu frenky di peternakan unggas khususnya ayam juga perlu diwaspadai karena serangga ini merupakan pembawa penyakit atau vektor, yaitu penyakit inclusy body hepatitis IBH. Penyakit IBH ini biasa menyerang ayam broiler komersial yaitu pada ayam muda sejak berumur 15 hari. Variasi gejala yang timbul mulai dari kelemahan umum seperti tidak nafsu makan, demam, tremor, depresi variatif, feses berwarna putih, hingga yang terparah kematian. Penyakit IBH ini sangat merugikan karena berpotensi moralitas atau kematian ternak yang tinggi hingga mencapai 10%. Ternak yang terkena penyakit ini biasanya mengalami kematian pada umur sekitar 20 – 25 hari. Penyakit ini dapat diatasi dengan memutus siklus hidup kutu frenky sebagai vektor pembawa penyakit. Cara Pencegahan dan Upaya Pengendalian Perkembangan kutu frenky di peternakan dapat dicegah dengan memasang insulasi atau lapisan atas yang kuat, profil dinding kandang yang halus, serta menjaga kebersihan kandang dengan menyingkirkan kotoran ayam ke luar untuk kebersihan kandang juga termasuk dalam langkah pengendalian kutu frenky. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya pengendalian hama tersebut1. MonitoringCara pertama yang perlu dilakukan dalam proses pengendalian kutu frenky adalah monitoring atau pengawasan. Langkah ini memang tidak langsung memberikan hasil nyata dalam mengurangi populasi hama. Namun, monitoring sangat penting untuk dilakukan karena dari langkah inilah populasi hama dan perkembangannya dapat diketahui. Bila perlu, pinggir kandang dibeton selebar 2 m untuk memudahkan proses monitoring. Dari proses ini, cara pengendalian yang efektif dan tepat dapat ditentukan. 2. Menjaga kebersihanKutu frenky gemar tinggal di lingkungan yang lembap. Oleh karena itulah kebersihan kandang dan area peternakan wajib dijaga, termasuk kebersihan teras kandang. Pemotongan rumput perlu dilakukan secara rutin dan kebersihan ruang penyimpanan atau gudang pakan juga harus dijaga. Sekam basah bekas alas kandang serta kotoran ternak juga harus dibersihkan secara rutin agar tidak mengundang penyakit dan menjadi tempat berkembang biak bagi kutu frenky maupun serangga lain seperti beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh para peternak untuk mengurangi resiko kerusakan akibat serangan kutu penyimpanan pakan ternak, yaitu salah satunya dengan cara memperbaiki manajemen penyimpanan. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan kutu pada penyimpanan pakan ternakPastikan suhu gudang ada di kisaran 30C - 34C dengan kelembapan tak lebih dari 70% dan usahakan berventilasi. Hindarkan pula gudang dari panas sinar matahari langsung, serta hujan dan bahan dinding gudang yang baik, sehingga minim retakan. Sebab, rertakan bisa mencadi tempat bersarangnya kutu dan serangga pengganggu pakan ternak menaruh produk langsung di lantai. Gunakan pallet untuk menaruh jarak antara dinding dengan produk, setidaknya 50 cm, agar lebih mudah dalam melakukan pembersihan ruangan gudang. Beri jarak juga antar pallet satu dengan yang Perawatan sanitasi Perawatan sanitasi sekeliling gudang dengan Obat Insektisida Cair atau Fumigasi pakan ternak dengan obat fumigant kutu frenky yang paling efektif dan efisien adalah dengan menggunakan insektisida. Tentunya, pengendalian ini hanya dapat dilakukan apabila populasi hama tersebut sudah banyak dan sulit dikendalikan dengan cara lainnya. Untuk mengendalikan kutu frenky, masa yang tepat adalah selama masa istirahat kandang, yaitu setelah panen terakhir, sebelum DOC datang. Dibutuhkan insektisida yang tepat untuk mengendalikan setiap fase dari hama ini. Artinya, proses penyemprotan pun harus dilakukan pada waktu yang tepat. Untuk video pengaplikasian Silogud, dapat disaksikan di link sebagai berikut yang dapat digunakan untuk mengendalikan kutu frenky adalah Silogud 250 EC yang akan memastikan kutu pada pakan ternak hilang seketika. Apabila pola pemeliharaan ternak yang dilakukan tepat serta dengan pengaturan waktu panen, pengendalian kutu frenky dapat dilakukan saat panen terakhir, yaitu dengan mengaplikasikan fumigasi dengan obat fumigan Fumiphos yang berbentuk menyebarkannya di sekitar palet yang berisi tumpukan pakan ternak yang telah ditutup plastik sungkup khusus fumigasi. Selama 3 x 24 jam, biarkan bahan kimia tersebut kontak dengan serangga kemudian baru dilakukan pengedukan kotoran ternak dan pencucian kandang. Hindari melakukan pencucian kandang langsung setelah aplikasi Fumiphos karena dapat menurunkan bahkan menghilangkan efektifitas kinerja bahan aktif. Biarkan bahan tersebut selama 3 – 4 hari untuk memastikan semua serangga mati dan tidak mengancam pakan ternak yang disimpan pada gudang. Kamu tidak perlu khawatir terkait dampak penggunakan Fumiphos terhadap pakan ternak. Selama dilakukan dengan baik dan benar, senyawa aktif Fumiphos tidak akan mencemari pakan ternak tersebut.

untuk menetralisir. serangga. pengganggu di kandang. ternak. digunakan Jawaban: insektisida semoga menolong 🙂 mengapa sangkar yg dipakai untuk ternak muda berbeda dgn ternak remaja Jawaban: sebab yg sangkar untuk ternak muda biasanya dikembangbiakkan lagi sedangkan di sangkar ternak dewasa itu umumnya ternak yg telah siap untuk dijual dan pula keduanya memiliki karakteristik yg berlainan Pengendalian Serangga pengganggu pada Hewan Ternak Pada prinsipnya hama tidak dapat diberantas habis, kecuali di dalam suatu lokasi yang amat terbatas dan benar-benar terisolasi dari populasi-populasi lainnya. Oleh karena itu tidak digunakan istilah pemberantasan melainkan pengendalian hama. Jadi selama lapangan atau areal yang kita hadapi masih berupa lingkungan yang mempunyai hubungan bebas secara fisik, biologis serta sosial-ekonomis dengan lingkungan di sekitarnya, maka prinsip pengendalian adalah hanya menekan populasi hama sampai ke tingkat yang tidak membahayakan, tidak merugikan atau tidak merupakan gangguan bagi manusia. Cara-cara pengendalian hama pada hewan ternak dapt dilakukan secara fisik/ mekanik pengelolaan lingkungan, kimia insektisida, agen biotik musuh alami dan paduan dari cara-cara tersebut pengendalian terpadu. Cara-cara tersebut dapat dilakukan sepanjang hasilnya dapat efektif dan efisien tertuju kepada stadium hama yang paling rawan terhadap tindakan itu, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan biaya terlalu besar, aman bagi manusia maupun makhluk bukan sasaran, serta dapat diterima oleh kalangan masyarakat. Selain itu perlu diingat bahwa bahwa tindakan ini tidak mengganggu kelestarian dan keseimbangan alam lingkungan yang bersangkutan, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pemilihan cara pengendalian harus disesuaikan dengan spesies hama yang akan ditindak serta dengan situasi dan kondisi setempat. Sebagai contoh untuk suatu kandang ternak di lokasi lokasi tertentu akan lebih mudah dan efektif apabila yang dijadikan sasaran adalah stadium pradewasanya, misalnya jentik nyamuk atau belatung lalat. Untuk lokasi lainnya, mungkin hanya dewasanya saja atau keduaduanya dapat ditindak sekaligus ataupun bergantian. Tindakan sanitasi lingkungan serta pemasangan barier fisik seperti kawat kasa mungkin lebih tepat bagi peternakan tertentu. Urutan langkah pengendalian yang ideal adalah sebagai berikut Mengetahui identitas hama sasaran. Apakah hama yang akan dikendalikan, lalat, tungau, atau kutu dari jenis apa? Mengetahui sifat dan cara hidup bioekologi hama sasaran. Bagaimana daur hidup, habitat, waktu dan perilaku makan, waktu dan perilaku beristirahat, jarak terbang atau pemencarannya? Informasi ini penting untuk bahan penyusunan strategi pengendalian. Sebagai contoh habitat lalat pradewasa adalah tumpukan kotoran hewan, sampah, dan tempat-tempat pembusukan lainnya, maka sasaran pengendaliannya adalah dengan menghilangkan habitat yang disukai lalat. Memilih alternatif cara pengendalian. Apakah cara-cara selain penggunaan pestisida bisa dilakukan? Ataukan harus digunakan pestisida? Andaikan ada cara lain diterapkan lalu, diselang-seling dengan penggunaan pestisida dapat dilakukan? Untuk menjawab hal ini perlu monitoring populasi hama secara terus menerus, sehingga dapat dipilih apakah perlu menggunakan pestisida ataukah cukup dengan pengelolaan lingkungan atau keduanya. Memilih pestisida. Apabila keadaan mengharuskan penggunaan pestisida, maka yang harus diingat adalah kemungkinan terjadinya berbagai akibat samping seperti kemungkinan keracunan langsung pada ternak dan makhluk bukan-sasaran lainnya, pencemaran dan timbulnya resistensi pada populasi hama serangga sasaran setelah beberapa generasi. Golongan pestisida bermacam-macam dan masing-masing mempunyai target kerja terhadap serangga yang berbeda. Penggunaan yang terus menerus tidak terkendali dapat menimbulkan resistensi dan mengganngu ekosistem alam. Contoh insektisida yang saat ini banyak digunakan adalah golongan piretroid sintetik seperti sipermetrin, bifentrin, permetrin dll. Menentukan cara aplikasinya. Bagaimana cara aplikasi juga merupakan satu persoalan yang krusial. Di mana dilakukannya, kapan waktunya, dengan cara apa, formulasi mana yang paling tepat, serta siapa yang akan melakukannya. Cara-cara aplikasi yang dapat dilakukan untuk hama penggannggu di peternakan dan permukiman adalah space spraying penyemrotan ruang, residual spraying penyemprotan permukaan, baiting pengumpanan atau fumigasi. Sebagai contoh pada aplikasi space spray , waktu merupakan hal yang sangat penting. Karena bersifat nonresidual, maka penyemprotan harus dilakukan pada saat serangga sasaran dalam keadaan aktif. Jadi, kalau melihat pertimbangan-pertimbangan di atas maka pengendalian hama itu sebenarnya memerlukan latar belakang pengetahuan yang luas, tidak sekedar menyemprot tanpa tanggung jawab. Apabila urutan langkah ini dijalankan maka pengendalian hama akan terlaksana secara konsepsional sesuai dengan program integrated pest management. Masalah hama di lingkungan peternakan dan permukiman sesungguhnya merupakan hasil rekayasa manusia pemukimnya sendiri, dengan menyediakan tempattempat untuk perkembang-biakan, mencari makan dan untuk berisitirahat dan berlindung. Beberapa jenis serangga tertentu seperti lalat dan kecoa telah mengadaptasikan diri dengan kehidupan hean ternak dan manusia di lingkungan permukimannya. Oleh karena itu, cara pengendalian hama peternakan dan permukiman yang paling tepat adalah menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungannya, agar tidak dapat digunakan sebagai tempat berkembang biak, tempat mencari makan atau tempat berlindung dan bersembunyi. Ketika populasi hama sudah mencapai tingkat mengganggu, merugikan atau bahkan membahayakan terhadap ternak dan orang yang tinggal di sekitarnya, maka perlu ditindak dengan menggunakan pestisida tapi dengan penuh kehati-hatian.
Efekresidual bertahan lama. Spektrum luas untuk mengendalikan lalat, kecoa, nyamuk, semut, tungau, kutu, dan serangga lainnya.Tepat di gunakan untuk pengelolaan sanitasi lingkungan pada rumah, restoran, hotel, pembuangan sampah, gudang, dan kandang hewan ternak serta tempat perkembang biakan hama pengganggu.Ekonomis dan mudah di aplikasikan.
Perawatan tanduk pada ternak merupakan hal sepele, namun apabila tidak dilakukan dengan baik akan berakibat fatal. Sumber FotoDok Puslitbangnak AGRONET - Dalam dunia peternakan, sapi, kambing, dan sejenisnya, ada kalanya tanduk bisa menjadi hal yang berbahaya bagi peternak maupun ternaknya. Perawatan tanduk pada ternak memang merupakan hal sepele, namun apabila tidak dilakukan dengan baik akan berakibat beberapa ternak terkadang ditemukan tanduk yang tumbuh secara abnormal yang akan mengganggu. Pertumbuhan tanduk yang terlalu panjang dan tajam juga dapat melukai ternak lain yang berada dalam satu karena itu tujuan dari menghilangkan tanduk ialah untuk mengurangi bahaya saling menanduk antar ternak, menanduk peternak, dan mengurangi volume ukuran panjang seekor ternak di kandang. Tetapi untuk peternak yang memakai sistem kandang tunggal tidak perlu melakukan penghilangan mencegah terjadinya hal-hal buruk seperti di atas sebaiknya tanduk ternak yang masih muda dipotong atau dihilangkan. Pada dasaranya ada dua metode menghilangkan tanduk yaitu disbudding dan dehorning. Disbudding yaitu menghilangkan tanduk anakan hewan ternak dengan cara membakar calon tanduk. Sedangkan dehorning adalah memotong tanduk pada hewan ternak yang sudah dewasa. BERITA TERKAIT 1. DisbuddingAda dua cara untuk melakukan disbudding yaitu menggunakan bahan kimia atau besi panas. Penghilangan tanduk dapat dilakukan pada anakan ternak berumur 3-10 hari. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan tanduk pada hewan ternak dengan metode Zat KimiaBahan kimia yang digunakan adalah kaustic soda dalam bentuk pasta atau batangan seperti lilin. Bahan kimia kaustik akan mencegah pertumbuhan tanduk pada tanduk baru lahir, kurang dari satu sampai tiga minggu usia anak sapi atau kambing. Kaustik ini merusak sel tanduk, sehingga tunas tanduk tidak bisa melindungi diri, kenakan sarung tangan ketika mengoleskan bahan kimia tersebut. Untuk melindungi anak kambing atau sapi, hindari aplikasi dekat matanya. Jangan gunakan kaustik saat cuaca hujan. cara ini sering dilakukan pada pedet sebelum umur 2 minggu 3-10 hari.Bersihkan atau gunting bulu disekitar tanduk, kemudian olesi dengan atau gosokkan kaustic soda pada dasar calon tanduk hingga muncul bintik-bintik darahMenggunakan Besi PanasCara penghilangan tanduk dengan menggunakan besi panas pun terbilang sama dengan menggunakan zat kimia. Besi dipanaskan dengan api maupun listrik, kemudian ditempel dan digosokkan pada calon di sekitar tanduk digunting bersih, dan cuci daerah tersebut dengan sabun, lalu keringkan dengan kapas besi dibakar dalam tungku lalu tempelkan bagian yang merah membara itu sehingga membakar kulit di sekitar tunas tanduk. Perlakukan ini dengan sangat cepat, usahakan hanya berlangsung sekitar 2 detik saja, jangan berlangsung lebih lama karena bisa merusak sel otak. Tunas tanduk yang benar-benar terbakar, mudah sekali terkelupas. Luka akibat pengelupasan diobati dengan bubuk antibiotika lalu kambingnya disuntik dengan obat tetanus antitoksin. Tunas tanduk yang tercabut, tak akan menumbuhkan tanduk tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada kambing atau sapi muda. Suatu cincin baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada dasar tanduk sehingga membakar jaringan di sekitarnya dan menahan pertumbuhan tanduk. cara ini hanya mematikan sebagian saja dari dasar tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang disebut DehorningUntuk pemotongan tanduk pada hewan ternak dewasa dehorning hanya ada satu cara yaitu dengan memakai gergaji karena tekstur dari tanduk yang sudah keras dan Gergaji Cara ini hanya dilakukan pada kambing atau sapi dewasa yang tanduknya sudah keras dan panjang. Caranya Ikat ternak dengan kuar agar tidak memberontak. Bulu di sekitar tanduk digunting bersih, dan cuci daerah tersebut dengan sabun, lalu keringkan dengan kapas tanduk dengan hati-hati, usahan hasilnya dilakukan dengan menyisakan pangkal tanduk 1-2 cara di atas harus dilakukan dengan hati-hati. Khusus untuk dua poin bagian disbudding, ketika sudah selesai melakukan proses pemotongan tanduk, peternak harus segera mengobati luka yang timbul akibat pemotongan tersebut. Jika didiamkan akan terjadi infeksi dan bisa membahayakan kesehatan ternak. 234
Carakerjanya adalah mengusir hama dengan bau tertentu ataupun dengan menghilangkan nafsu makan hama," ungkap Susan. "Untuk mencegah hama wereng, bahan yang sering digunakan adalah biji mahoni atau biji atau daun sirsak. Di dalam bahan ini terdapat repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan)," tambah Susan.
JAKARTA, - Kehadiran serangga di rumah tentu bukanlah kabar baik dan pasti menimbulkan keresahan bagi penghuninya. Terlutama jika serangga-serangga tersebut membahayakan bagi kesehatan, bahkan menyebabkan alergi hingga gatal-gatal pada membasmi serangga pun berbeda-beda tergantung pada jenis dan habitatnya. Melansir dari Hunker, Jumat 16/7/2021 berikut hama yang hidup di dalam rumah dan cara membasminya. Baca juga Cara Mudah Menanam Daun Mint, Bisa Usir Serangga Sampai Tikus 1. Kecoak Kecoak sering dikaitkan dengan tempat yang kotor dan kurang higienis. Ia sangat mudah ditemukan di tempat-tempat lembab yang jarang terjamah seperti pada kabinet dapur dan tumpukan barang di gudang. Jenis serangga ini mampu bertahan hidup hingga seminggu tanpa kepala. Jika kamu menemukan kecoak di rumah, langkah awal yang harus dilakukan ialah membersihkan sangat menyukai remah-remah makanan, sehingga sebaiknya kamu membersihkan area yang dekat dengan sumber makanan seperti dapur dan area makan. Kamu juga bisa mengatur ulang isi kabinet dapur dan menyingkirkan barang-barang yang tidak dibutuhkan untuk meminimalisir tempat bersembunyinya kecoa. Baca juga Catat, Serangga-serangga yang Bermanfaat di Halaman Rumah Namun, jika kamu masih menemukan banyak kecoa di rumahmu, kamu bisa menggunakan umpan kecoa lalu letakkan di tempat yang aman jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Kecoa akan memakan umpan beracun dan membawanya ke sarang, umpan jenis ini dapat membasmi kecoa sampai ke sarangnya. 2. Lalat Banyak sekali jenis lalat yang mengganggu seperti lalat buah, lalat hijau dan lalat rumah. Namun jenis lalat limbah seringkali ditemukan hidup dan berkembang biak di kamar mandi. Bahankimia digunakan di bidang pertanian, seperti pada. pupuk dan pestisida. Pupuk digunakan untuk menyuburkan. tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, sedangkan. pestisida digunakan untuk mencegah dan membasmi hama. tanaman. a. Senyawa hidrokarbon dalam Pupuk. sSA0Wc. 209 148 229 128 404 109 138 59 354

untuk menghilangkan serangga pengganggu di kandang ternak digunakan